KABUPATEN KONAWE – SULAWESI TENGGARA
KALOSARA NEWS : Tim Salah satu bakal calon Bupati Konawe diduga berani memalsukan tanda tangan seorang isteri polisi demi terpenuhinya syarat pendukung maju di Pilkada Konawe dengan menggunakan jalur perseorangan.
Dugaan pemalsuan tanda tangan tersebut diketahui saat anggota Panitia Pemungutan Suara (PPS) melakukan verifikasi faktual dokumen perseorangan tahap kedua di Desa Sonai,Kecamatan Puriala, Kabupaten Konawe.
“Saya kaget, kok tiba tiba ada KTPku dalam dokumen perseorangan, bahkan saya belum perna ditemui untuk dimintai dukungan.” Ungkap Indri yang diketahui merupakan isteri Dodi Kusdianto yang kini sementara bertugas di Polsek Puriala
Ibu satu orang anak ini, mengetahui tanda tangannya diduga dipalsukan ketika anggota PPS tersebut menyodorkan model B.1-KWK . Dalam model B.1-KWK itu memang betul ada namanya sebagai pendukung bakal calon Bupati Konawe yang menggunakan jalur perseorangan.
“Ia memang namaku ada dalam daftar, makanya tadi saya minta lihat format nya, ternyata memang ada namaku dan tanda tanganku” terang Isteri Dodi Kusdianto ini Selasa, (30/01/2018).
Setelah mengetahui namanya ada dalam daftar pendukung itu, ia pun meminta pada petugas untuk mengeluarkan namanya sebagai pendukung bakal calon bupati.
“Saya lihat tanda tanganku, tidak sama dengan yang asli, yang mereka tiru yang salahnya, makanya saya minta untuk di keluarkan sebagai pendukung. ” Terangnya Indri Trirahyu
Terkait dengan dugaan pemalsuan itu, Indri Trirahyu akan menyampaikan pada suaminya langka apa yang akan mereka tempuh.
Selain Indri Trirahyu, Ulvab Hardianto dan Rina Selviana juga namanya ada di dalam model B.1-KWK yang dibawa oleh petugas verifikasi.
Menurut informasi yang dihimpun oleh wartawan media ini, Ulvab Hardianto juga merupakan seorang anggota polisi yang kini sementara bertugas disalah satu Polsek di Kabupaten Konawe Utara.
Sementara untuk Rina Selviana sendiri merupakan guru honorer di salah satu sekolah negeri di Kecamatan Puriala.
Ditempat lain, pada hari Rabu, (31/01/2018) wartawan media ini meminta hak jawab pada salah seorang yang mengaku dekat dengan bakal calon yang dimaksud.
“Kami dari tim mengambil KTP dengan dor tu dor, langsung, dan kami mempunyai data pembanding, foto-foto semua kami ada, jadi itu saja ia jangan mi panjang lebar. Kalau pun dia mau menarik dukungannya itu haknya juga.“ ungkap Abdul Hamid yang dihubungi via telpon.
Reporter : Januddin