Kalosaranews.com – Tarian ” Lulo” bagi kalangan masyarakat suku Tolaki dinilai merupakan alat komunikasi bagi masyarakat lainnya, selain alat komunikasi . Lulo juga di kenal sebagai tarian kesenian budaya Tolaki.Tarian lulo ini sering kali kita temukan dalam acara-acara besar suku tolaki, baik itu pesta pernikahan maupun kegiatan besar lainnya. Berdasarkan sejarahnya, masyarakat tolaki mengenal Tarian ” lulo” sejak mengenal pertanian, lulo tercipta dalam rangka mempersiapkan kepentingan pertanian, yakni pada saat orang menginjak-nginjak padi untuk memisahkan kulitnya dari tangkainya ” molulowi”.
Bachrudin Lakoreasa menuturkan, dahulu orang molulowi itu mayoritas mereka lakukan dibawa kolong Lumbung “Tado Ala “. Asal muasal dari kata tarian lulo yakni dari kata Molulowi.
” Dahulu itu ada tiang lumbung sampai delapan, tapi saat ini kebanyakan yang digunakan empat tiang saja, ceritanya karena orang molulowi ini, dengan tujuan memisahkan bibit dengan tangkainya, berpegang pada tiang lumbung, tentu kemampuannya kurang. Sementara pekerjanya itu banyak, karena tidak ada tempat berpegangan, maka mereka bergandengan tangan “. tuturnya
Lanjutnya, setelah bergandengan tangan, karena mereka ke asikan, bukan saja kaki yang bergoyang, tetapi mulai ikutlah dengan tangan, maka disebutlah itu ” Lulo”. tuturnya Bachrudin Lakoreasa yang juga salah satu Penulis Buku ” Sejarah Dan Budaya Masyarakat Tolaki Di konawe ” Penulis : Muh.Randa