Ragam  

Derita Kumbe Telah Sampai Ketelinga Bupati, Kery Minta Segera Dibantu

 

( foto : Kondisi Rumah Kumbe)

 

KABUPATEN KONAWE – KALOSARA NEWS.COM : Derita Kumbe Kakek berumur (74 tahun) asal Desa Anggopiu, Kecamatan Uepai, Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, yang bertahun-tahun menghuni rumah berukuran 4×5 itu tela sampai ke telinga Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa.

Bupati Konawe Kery Saiful Konggoasa usai mendapat laporan adanya kakek yang menghuni rumah tak layak itu langsung memerintahkan Ajudan untuk mengurusi segala keperluan kakek tersebut.

 

( foto : kondisi dapur kumbe)

 

” Tolong cek surat surat kepemilikan tanahnya, nanti kita buatkan rumah, ” ucap Kery pada
Ajudan yang disaksikan oleh awak media di kediamannya belum lama ini

Berita terkait : Kakek Sebatang Kara Asal Konawe Menghabiskan Masa Tua Digubuk Tua

 

Kery sangat menyesalkan adanya keterlambatan laporan terkait adanya kakek yang tinggal digubuk reok, padahal ia sangat mengharapkan kepala desa sebagai ujung tombak perintahannya untuk aktif melaporkan kendala kendala yang dialami oleh masyarakat.

Sebelumnya, kakek kumbe mendiami Rumah yang berupa rumah panggung dengan kondisi yang sangat memprihatinkan, bahkan tiang-tiang penyangga telah mulai rapuh, kondisi rumahnya telah miring, hanya bertumpuh pada penyangga yang mengelilingi gubuknya dengan harapan agar tidak roboh. Lantainya pun penuh lubang, yang menandakan gubuk itu telah berumur.

( foto : kondisi dapur Kumbe)

Gubuk yang punya atap terbuat dari rumbia itu, telah beberapa kali mendapat perbaikan, kendati demikian, Kumbe menyadari dengan umurnya yang tak muda lagi, tak banyak yang mampu dilakukannya.

 

Tempat tidur yang dipakai Kakek 74 tahun untuk beristrahat Gubuk kakek Kumbe itu letaknya berada di belakang rumah salah seorang warga, di tengah rimbunnya tanaman warga dan bertetangga dengan kuburan milik warga sekitar. Tanah tempatnya bermukim tersebut merupakan milik anaknya yang saat ini tak bersamanya karena telah menetap di Kendari.

Untuk makan sehari-hari, kakek kelahiran 1943 itu mengaku hanya berharap rejeki yang diturunkan tuhan untuknya, tak ingin meratapi nasib, dirinya tak terlalu berharap uluran tangan orang, sehingga apapun dirinya kerjakan seperti mengurut atau sekedar mencari makanan yang dapat mengisi perutnya di kebun.

“Begitulah, kadang ada yang bawakan uang atau beras. Macam-macam, tapi saya tidak pernah minta mereka tiba-tiba datang sendiri, saya juga tidak tahu bagaimana.” Kata Kumbe saat ditemui Kamis, (22/06/2017).

Kumbe menceritakan, dirinya mulai menghuni gubuknya itu sejak istrinya tercinta meninggal dunia beberapa tahun silam, mulai dari situlah dirinya mulai menghabiskan masa tuanya di gubuk reok miliknya itu.

Tak banyak berharap, dirinya hanya ingin pemerintah memperhatikan dirinya yang makin termakan usia, tak ingin muluk-muluk, ia ingin agar hidupnya di sisa hidupnya bisa sedikit merasakan bahagia layaknya orang tua kebanyakan.

“Apa lagi yang harus saya harapkan, umur begini hanya perbanyak ibadah saja, supaya ketika mati bisa baik-baik dan tidak ada beban di dunia.” Ujar Kumbe.

Reporter : Randa
Editor : Redaksi