Diduga Tak Becus, PT. Antam Disoal Warga Konawe Utara

Avatar
Foto : Manajer PT. Antam Konut saat memberikan jawaban terhadap massa aksi)

 

KABUPATEN KONAWE UTARA – KALOSARA NESW.COM : Ratusan warga dari berbagai element kamis ( 6/7/2017) sekitar pukul 09 : 15 Wita mendatangi Mess PT.ANEKA TAMBANG Tbk yang berkedudukan di Kelurahan Molawe, Kecamatan Molawe, Kabupaten Konawe Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.

Kedatangan sejumlah massa ini bukan tanpa alasan, mereka menuntut pihak perusahaan untuk tidak mengumbar janji pada warga setempat terkait dengan ketenagaa kerjaana.

” Kami tidak butuh PT.ANTAM yang hanya datang di Konawe Utara membawa janji-janji manis kepada masyarakat, ” kata Iwan dalam orasinya.

Massa aksi mengklaim bahwa demonstran yang mereka lakukan, merupakan bentuk kritikan merak terhadap perusahaan tambang yang hanya datang menabur janji pada warga setempat.

” Kami tidak menghambat PT.Antam tetapi buktikan janji membangun pabrik yang sudah pernah melakukan peletakan batu pertama dan sampai 9 tahun hanya menjadi lahan tidur di Konawe Utara, Kami juga mendengar kalau PT.ANTAM akan merekrut massa sebanyak 20 orang tiap desa untuk mendukung PT.Antam melakukan aksi pembatalan pabrik nikel di Konawe Utara. ” Kata Iwan

Manajer PT. Antam Palimuddin Abdullah, dihadapan massa aksi justru menuding pemerintah yang mendukung aktivitas tersebut. Palimuddin Abdullah menyebut bahwa selama ini pemerintah daerah tidak memberi dukungan kepadanya.

” Pemerintah tidak memberikan dukungan pada PT.Antam karena bergerak sedikit akan berlawanan dengan hukum,” kata Palimudin Abdullah saat menerima aksi Lingkar Mahasiswa Tambang.

Untuk diketahui, Aksi massa ini mendapat pengawalan dari Polsek Lasolo yang dipimpin langsung Kapolsek, IPDA Ramlan, SH. Sampai aksi ini berakhir sesuana tetap kondusif.

Berdasarkan info yang dihimpun oleh Wartawan, akan terjadi aksi susulan, dengan jumlah massa yang lebih besar. Aksi berikutnya disinyar untuk mengantarkan PT.Antam keluar dari Kabupaten Konawe Utara. Karena PT.ANTAM diduga sebagai penghambat pembangunan Smelter di daerah penghasil Nikel tersebut.

Reporter : Suhardiman Sawali/SS
Editor : Redaksi