KONAWE – kalosaranews.com , – Kebaradaan hutan sagu di Kabupaten Konawe pada umumnya sangat berlimpah. Tetapi hingga kini belum dikelola dengan baik, masyarakat hanya memanfaatkannya untuk memenuhi kebutuhan pangan lokal, tapi lambat laun hutan sagu mulai dikurangi.
Untuk mengantisifasi hal ini, beberapa waktu lalu tim Organisasi Pangan dan Pertanian Food and Agriculture Organization (FAO) melakukan peninjaun di Konawe guna melakukan pembudidayaan sagu.
Kepala Badan Penyuluh Pertanian, Perikanan, dan Pangan (BP4K) Kabupaten Konawe, Muhammad Akbar, mengatakan kedatangan tim konsultan FAO untuk memberikan sosialisasi mengenai pembudidayaan sagu. Karena selama ini masyarakat Konawe mengolah sagu masih bergantung kepada tanaman sagu yang tumbuh liar di areal lahan miliknya.
“Masyarakat belum terpikiran membudidayakan tanaman sagu tersebut, karena selama ini sagu-sagu hanya tumbuh liar di daerah-daerah rawa dan masyarakat tinggal mengelolahnya,” jelasnya
Menurut dia, potensi sagu di Konawe sangat besar untuk dibudidayakan dan perlu wawasan baru dalam pengelolaan. Selain sebagai bahan makanan, sagu juga dapat dimanfaatkan sebagai lem kayu lapis dan bioetanol.
Banyaknya manfaat yang dimiliki sagu membuat komoditas lokal ini memiliki nilai ekonomis tinggi. “kami ingin memberikan wawasan tentang pemanfaatan sagu, sebab selama ini sagu yang ada di Konawe pada umumnya hanya digunakan
sebatas konsumsi pangan lokal sperti Sinonggi,” katanya
Akbar mengatakan, sagu merupakan tanaman penghasil karbohidrat tertinggi dibandingkan dengan tanaman budidaya penghasil karbohidrat lainnya. Sagu memiliki kandungan 94 gram karbohidrat dan kalori sebesar 353 kkal per 100 gram bahan, sedangkan beras mempunyai kandungan kalori sebesar 364 kkal per 100 gram bahan.
Bagian terpenting dari tanaman sagu adalah batang sagu karena merupakan tempat penyimpanan cadangan makanan (karbohidrat) yang dapat menghasilkan pati sagu. Lebih Lanjut, Akbar mengatakan luas areal Kawasan populasi tanaman sagu di Konawe, berdasarkan data yang dimiliki saat ini sisa 2068 Hektar, yang tersebar di semua wilayah di Konawe, data luas tersebut diakui mengalami penurunan areal alih fungsi lahan.
“Luas populasi tanaman sagu menurun hal ini dikarenakan akibat alih fungsi lahan, seperti percetakan sawah dan untuk wilayah perkebunan sawit. Namun, sejauh ini masih ada beberapa Kecamatan yang masih aktif mengelola sagu secara tradisional seperti di Kecamatan Besulutu, Bondoala, Sampara, Meluhu, Puriala, Abuki dan Asinua,” urainya.
penulis : Pey Bioni
Editor : Redaksi