Generasi Muda Diminta Lestarikan Budaya Tolaki

Ketgam : H Abdul Ginal Sambari
Ketgam : H Abdul Ginal Sambari

KONAWE \\ Perkembangan zaman yang kian modern menggerus pemahaman remaja Konawe, khususnya suku Tolaki. Remaja suku Tolaki saat ini kurang begitu memahami tradisi dan adat istiadat yang turun temurun diwariskan oleh leluhur. Kekhawatiran itu diungkapkan anggota DPRD Konawe, H Abdul Ginal Sambari. Dirinya tak menampik, saat ini banyak masyarakat sudah mulai melupakan tradisi suku Tolaki. Penyebab utamanya, yakni pengaruh budaya luar akibat arus modernisasi yang sangat masif.

 

“Apalagi melihat perkembangan zaman yang cepat, anak muda mulai meninggalkan adat Konawe. Seperti molulo atau tarian adat lainnya, pantun bahasa Tolaki, permainan tradisional Tolaki, dan banyak lagi tradisi yang mulai dilupakan anak muda suku Tolaki,” ujar H Abdul Ginal Sambari, kemarin.

 

Ketua Dewan Pengurus Daerah (DPD) Lembaga Adat Tolaki (LAT) Konawe itu menuturkan, DPRD Konawe sebenarnya telah merumuskan suatu Peraturan Daerah (Perda) nomor 16 tahun 2018 terkait pelestarian budaya suku Tolaki. Perda tersebut memberi ruang bagi komunitas adat yang ingin melaksanakan pelatihan budaya Tolaki. Mulai dari pelatihan menjadi seorang pembaca acara perkawinan semisal pabitara, Puutobu dan Tolea.

 

“Pelatihan tersebut bisa memacu semangat generasi penerus, khususnya suku Tolaki agar terpanggil untuk terus belajar. Dengan demikian, tradisi suku Tolaki akan tetap terjaga dari generasi ke generasi,” harapnya.

 

Politikus partai Golkar itu mengaku, dirinya kerap mendapati sejumlah orang diluar suku Tolaki yang melaksanakan perkawinan menggunakan adat Tolaki. Menurutnya, hal itu menandakan adanya kecintaan warga luar terhadap adat istiadat suku Tolaki.

 

“Makanya, saya harapkan anak muda Konawe harus bangga dengan identitas suku Tolaki yang melekat sejak lahir,” tandasnya.