KABUPATEN KOLAKA TIMUR – SULAWESI TENGGARA
KALOSARA NEWS : Kepala Desa Andowengga Marliana mengaku jika desanya merupakan lumbung padi terbesar di Kecamatan Poli-polia. Klaim itu bukan tanpa alasan, sebab desa tersebut memiliki luas sawah sebanyak 500 hektare di banding Desa Pangi- Pangi, Polemaju Jaya, Polenga Jaya, Poli-Polia, Taosu, Tokai dan desa Wia-Wia.
Kata Marliana, dari data yang ada, jumlah areal persawahan di Andowengga itu mencapai 500 hektar, menurutnya, itu belum termasuk sawah yang sementara dicetakan secara swadaya oleh warga setempat seluas 25 hektar,
Marlina menjelaskan, untuk masa panen di desa Andowengga hanya sekali dalam setahun tidak seperti di kecamatan lainnya yang dalam setahunnya bisa 2 kali panen.
Marlina menilai, meski sebagai lumbung beras, namun mereka memiliki masalah yang cukup serius, yakni mereka terkendala dengan debit air yang kurang maksimal, sehingga yang seharusnya dalam setahun 2 kali panen tapi karena sumber air yang kurang maksimal menyebabkan sawah mereka hanya bisa sekali dalam setahun, menurutnya, itu karena bendungan yang ada tidak mampu menampung air yang berskala besar .
Terkait dengan itu, Solusi yang ia lakukan adalah pihaknya akan memperluas bendungan yang merupakan salah satu pemasok air terbesar di desanya, menurutnya, itu adalah salah satu cara agar debit air semakin besar sehingga petani bisa panen 2 kali dalam setahun.
“ Tapi yang jelas sekalipun hanya sekali panen dalam setahun namun produksi gabah di sini cukup tinggi, apalagi di topang bantuan pemerinta berupa handtractor yang pada tahun lalu, itu juga memudahkan kelompok tani dalam menggarap sawah “ ungkap kades Adowengga Marlina pada wartawan Kalosara News
Ia mengungkap, Untuk wilayah Kecamatan Poli-polia memang hanya desa Andowengga yang areal persawahanya sangat luas dan itu di mulai sejak tahun 1990 petani di sini sudah mulai menggarap sawah. Selain sawah ada juga Kakao, namun warga setempat tidak lagi mengandalakn kebun kakao mereka,
“ketika kakao produksinya berkurang maka tanaman padi menjadi prioritas masyarakat untuk meningkatkan pendapatan perkapita warga, terang Marliana
Di tempat lain, salah seorang petani juga menambahkan, kata Aco, jika hasil panen mereka mencapai 6-7 ton cukup untuk kebutuhan mereka dibandingkan dengan penghasilan kakao yang kini semakin menurun.
Meski demikian. Aco berharap, kedepannya bendungan Andowengga bisa di perbesar sehingga mereka bisa panen 2 kali setahun
Kata Aco, ia menyekolahkan anaknya hingga ke perguruan tinggi karena sawah padahal ia hanya panen sekali dalam setahun,
Selain itu ia juga berterimakasih pada pemerinta karena tela memberikan berupa bantuan berupa handtraktor kepadanya, dengan begitu ketika ia menggarap sawah tidak lagi ada kendala sehingga mereka bisa tanam serentak, “Bahkan beberapa tahun lalu ada yang sempat mendapat 9 ton per hektar,” ngaku Aco
Reporter : Irwandar
Editor : Redaksi