Porseni HUT PGRI Tingkat Konawe, Menuai Polemik

= PGRI Routa Tak Akan mengirim Delegesai pada HUT PGRI 2017 Mendatang =

 

( Foto : Randa – Ketua PGRI Kab.Konawe Usai memberian keterangan terkait konplik antara Manajer sepak bola PGRI Routa dan PGRI Unaaha )

KONAWE – KALOSARA NEWS.COM – Keputusan ketua panitian porseni Hari Ulang Tahun (Hut) Persatuan Guru Republik Indonesia ( PGRI ) yang ke 72 tingkat Kabupaten Konawe yang memberikan diskualifikasi tim sepak bola PGRI Kecamatan Routa berbuntut panjang,KUPTD Kecamatan Routa telah menyatakan sikap untuk tidak ikut perhelatan porseni pada 2017 mendatang.

Baca Juga :

Ini Kegiatan Perayaan Hari Guru Dan Hut PGRI Ke 71 Kab.Konawe

 

Hal itu dinyatakan setelah ketua panita memberikan diskualifikasi tim Sepak bola PGRI Routa atas protes yang dilakukan oleh tim PGRI Kec,Unaaha.

Tasman KUPTD Ruota menuturkan, kejadian tersebut sejak tahun lalu, dimana tim kami lagi lagi harus di diskualifikasi atas pemain yang mayoritas GTT, sementara kita ketahui bersama bahwa guru PNS di Routa itu terbatas.

” tahun lalu saya merasa di rugikan, apalagi di tim sepak bola, sebelum bertandingan tidak ada protes, begitu menang kami diprotes, sekarang terjadi lagi, berdasarkan keputusan ini. Saya bersama kepala sekolah memutuskan untuk tidak mengikuti porseni perayaan hari guru pada 2017 yang akan datang,” Tuturnya dilapangan sepak bola di Kecamatan Lambuya Rabu ( 28/12/2016 ).

Menurutnya, pengunaan guru GTT dalam berbagai jenis kegiatan merupakan hasil teknikal meeting yang telah disepakati oleh semua panitia, sebelum menggelar lomba. Namun saat ini kami telah menggunakan pemain dari GTT tapi lagi lagi tim kami di protes yang berujung pada diskualifikasi pertandingan.
” kami telah ikuti semua proses dan syarat, namun kenapa masih dikeluarkan, kalau seperti ini mending routa tidak usah disurati untuk mengikuti kegiatan, meski beberapa GTT ada yang tidak terdafae dalalm aplikasi Dapodik, namun itukan bukan sebuah masalah, karena kepala sekolah masing – masing telah menyaksikan, bahwa GTT itu merupakan tenaga pengajar di sekolah mereka ” Ungkapnya

Dia jugu berharap, agar pelibatan pemain dalam kegiatan porseni tahun depan agar tidak ada batasan bagi guru GTT dan guru Pegawai Negeri Sipil ( PNS ). Dia menilai guru GTT juga merupakan tenaga pengajar yang mempunyai hak dalam jenis kegiatan dalam ruang lingkup Hari Guru.

” kalau hanya nonton seperti ini, mending tidak usah, ibu ibu juga telah membawa anak anaknya untuk menyaksikan setiap jenis kegiatan atau perlombaan yang mereka telah ikuti, namun apa jadinya mereka hanya menonton PGRI lain yang sementara bertanding ”
Tutupnya.
Ketua Panitia HUT PGRI Nasution meluruskan, menurutnya pemberian sanksi terhadap tim sepak bola asal PGRI Kecamatan Routa telah sesuai prosedur, karena dalam teknikal meeting, telah disepakati, bahwa tiga kecamatan yakni, Kecamatan Routa, Asinua dan Latoma yang diberikan toleran penggunaan guru GTT dalam jenis pertandingan pada perayaan Hut PGRI harus memenuhi syarat.

” syarat yang harus di penuhi ke tiga kecamatan ini, yakni, guru yang diunakan harus terdaftar di Aplikasi Dapodik, kenapa harus ketua panitia yang memutuskan, karena kordiator sepak bola tidak bisa menyelesaikan persoalan ini, sehingga ketua panitia mengambil alih lalu memberikan diskualifikasi terhadap tim sepak bola PGRI Routa, yang telah menggunakan pemain GTT yang tidak terdaftar dalam Aplikasi Dapodik dan lainnya, ” Jelasnya di tribun perayaan HUT PGRI rabu (28/12/2016 ).

Dikatakannya, terjadinya polemik ini, dikarenakan manajer sepak bolah PGRI Kecamatan Unahaa melakukan protes terhadap penggunaan GTT yang tak terdaftar pada aplikasi dapodik yang digunakan oleh tim sepak bola PGRI Kecamatan Routa.

” kita tetap komitmen dengan kesepakatan, semua yang kita sepakati pada saat rapat harus diterapkan, sehingga muncul diskualifikasi terhadap tim ini, saya juga mengajak pada rekan rekan untuk menghargai hasil rapat bersama, sebagai wujud propesionalitas kita dalam bertindak,” tutupnya

Di tempat terpisah, Suriadi Ketua PGRI Kab,Konawe menanggapi persoalan tersebut. Dikatakannya, semua manajer dari masing masing Kecamatan untuk tetap konsisten pada hasil rapat pada teknikal meeting, terkait polemik dua kecamatan ini, kami selalu menanggapi secara postif, karena mereka protes mempunyai pasti memiliki dasar yang cukup.  Namun kata dia, itu tidak usah dijadikan persolan yang berkepanjangan, karena pada dasarnya perlombaan ini bukan kegiatan yang sangan krusial, melainkan pemenuhan kegiatan dalam perayaan HUT PGRI.

” berdasarkan hasil musyawara, Kecamatan Routa.Latom, Asinua diberikan tolerir untuk menggunakan GTT, karena melihat kondisi guru PNS yang tidak cukup, namun ke tiga kecamatan itu yang diberikan tolerir harus memenuhi syarat yakni GTT itu harus yang terdaftar dalam aplikasi dapodik, ketika guru tersebut tidak terdaftar maka harus di keluarkan, ” ungkapnya.

Dirinya melihat, sumber persoalan ini merupakan statuta pemain dalam tim sepak bola, sehingga kedepannya GTT akan diperbolehkan mengikuti semua jenis kegiatan PGRI, sehingga tak ada lagi konplik seperti ini, namun kedepannya akan di perkatat dalam syarat GTT yang menikuti kegiatan Hari Guru ini.

” perayaan 2016, merupakan bahan evaluasi kami, maka dengan itu 2017 semua GTT yang memiliki NUPTK dan terdaftar pada aplikasi dapodik akan di ikutkan, sehingga tidak ada lagi konplik anatar PGRI Kecamatan masing- masing ” ungkapnya

terkait keputusan UPTD Kecamatan Routa untuk tidak ikut pada perayaan HUT PGRI 2017 mendatang. Dirinya menuturkan, hal itu sah- sah saja, namun diirnya menilai bahwa, routa merupakan satu kesatuan dalam kepengurusan PGRI Kab.Konawe.

” konawe ini tidak bisa besar tanpa routa, hal itu bukan sikap yang bijak, justru melalui porseni kita satukan kekeluargaan,” tuturnya seraya berjanji untuk melakukan pendekatan agar PGRI Kec.Routa untuk tetap ikut pada HUT PGRI 2017 mendatang.

Reporter : Muh.Randa
Edit : Redaksi