Ragam  

Warga Desa Sulaho Keluhkan Lumpur Tambang, Pemda Kolut Jangan Tutup “Mata”

KABUPATEN KOLAKA UTARA – SULAWESI TENGGARA

KALOSARA NEWS : Paska tambang di akhir tahun 2012 lalu menyisahkan sedih dan pilu masyarakat dusun Vl Desa Sulaho Kecamatan Lasusua Kabupaten Kolaka Utara.

Pasalnya lumpur bekas tambang  yang ter tampung di atas pemukiman warga, bekas lahan perkebunan warga  seluas kurang  lebih 50 hektar kerap menjadi momok bagi warga di setiap musim hujan tiba.  

Setiap datang  musim penghujan lumpur tersebut masuk di pemukiman warga  dusun Vl Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua dengan ketinggian kurang lebih 20 cm.

Ketgam : Lumpur paska tambang Prima Nusantara yang menggenangi dusun Vl Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara/Foto : Bahar Kalosara News
Ketgam : Lumpur paska tambang yang menggenangi dusun Vl Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara/Foto : Bahar Kalosara News

Bukan saja itu, bahkan ketersedian air bersi untuk warga setempat menjadi pilu tersendiri bagi mereka, sebab air bersih yang mereka kerap gunakan untuk kebutuhan sehari hari telah tercemar oleh lumpur bekas paska .

Muh. Rustam menuturkan, sebelum aktifitas pertambangan di dusun Vl ini,  warga menggunakan air yang mengalir ke dusun untuk kebutuhan memasak dan mandi, tetapi setelah masuknya para petambang di dusun ini, air telah tercemar serta air  telah bercampur dengan lumpur, sehingga warga mengunakan sumur bor untuk kebutuhan memasak dan mandi.

“Lahan seluas kurang lebih 50 hektar di atas dusun Vl itu, dulunya adalah lahan perkebunan warga yang produktif seperti pohon kelapa, jambu mete dan nilam, tetapi berhentinya aktivitas pertambangan, lahan seluas 50 hektar itu tertutup dengan lumpur sehingga tanaman semua di lahan itu mati semua,” terangnya pada Wartawan  Kalosara News belum lama ini

Di katakanya,  di setiap musim hujan,  lumpur yang menggenangi lahan tersebut turun ke pemukiman warga,  dengan itu warga selalu mengalami kerugian akibat lumpur tambang.

“Bukan saja lumpur yang masuk di rumah warga, tetapi di  mesjid juga, untungnya warga membuat benteng terbuat dari tanah sehingga pada saat banjir lumpur tidak masuk kedalam mesjid, karena posisi mesjid di dusun ini lebih tinggi tanah dari pada mesjid, belum lagi kerugian tanaman kami seperti pohon kelapa, yang mati pucuk dan kuning akibat lumpur yang mengandung racun.” Keluhnya.

 

 Ketgam : Muh.Rustam tokoh masyarakat Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara/Foto : Bahar Kalosara News
Ketgam : Muh.Rustam tokoh masyarakat Desa Sulaho, Kecamatan Lasusua, Kabupaten Kolaka Utara/Foto : Bahar Kalosara News

 

 

Muh.Rustam yang juga Imam dusun Vl  tersebut menjelaskan, pihak pemerintah Desa Sulaho selama dusun ini terbentuk tidak pernah tersentuh yang namanya bantuan Dana Desa untuk memprioritaskan pembuangan lumpur ke laut  dan air bersih untuk warga.

“Jangankan  kepala desa, camat, jarang s

ekali berkunjung di dusun ini, apalagi di bilang legislatif yang membidangi permasalahan ini belum perna turun di dusun ini, bagaimana kondisi kami di sini, sementara kekayaan dari pertambangan Kolut ada di dusun kami. ” ungkapnya dengan raut wajah yang sedih

Sebagai tokoh masyarakat di dusun ini, Muh. Rustam  berharap kepada pemerintah Daerah Kabupaten Kolaka Utara dan anggota DPRD Kolut untuk membantu masyarakat dusun Vl Desa Sulaho yang mengalami dampak paska tambang berupa lumpur dan air bersih yang di tinggalkan para petambang.

 “Kami hanya tunggu dari uluran tangan dari  pemerintah untuk membantu kami, jangan tutup mata soal duka yang kami alami.”  Harap Muh. Rustam.

Reporter  : Bahar

Editor       : Redaksi